Belajar Flutter | Perbedaan Flutter dengan Native dan Hybrid App

3 min read

header-udibaraid-flutter

Budi Santoso โ€“ Di era yang semakin digital, mengembangkan teknologi aplikasi mobile merupakan bidang yang menjanjikan. Saat ini, teknologi aplikasi mobile telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari setiap orang. Aplikasi mobile memungkinkan pengguna melakukan berbagai tindakan seperti pembelian online, memesan makanan atau bermain game. Oleh karena itu, pengembangan aplikasi mobile merupakan kebutuhan penting bagi bisnis dan pengembang aplikasi.

Pengembangan aplikasi mobile memiliki beberapa platform yang dapat digunakan, seperti Android, iOS, dan Windows Phone. Aplikasi mobile umumnya dibagi menjadi tiga kategori, yaitu aplikasi native, aplikasi hybrid, dan aplikasi web seluler. Setiap platform dan jenis aplikasi memiliki bahasa pemrograman dan karakteristik yang berbeda.

Apa Itu Framework Flutter ?

Framework adalah seperangkat alat dan sumber daya pemrograman yang terstruktur dan terorganisir, yang digunakan untuk memfasilitasi proses pengembangan perangkat lunak. Framework menyediakan kerangka kerja yang dapat digunakan pengembang untuk membangun aplikasi lebih cepat dan lebih mudah, sekaligus mengurangi kesalahan pemrograman.

Flutter adalah framework open source untuk membuat aplikasi seluler yang dikembangkan oleh Google. Flutter memungkinkan developer untuk membuat aplikasi yang memiliki tampilan yang menarik dan performa yang konsisten di berbagai platform termasuk Android, iOS, dan web.

Baca juga :

Apa Itu Aplikasi Native ?

Native umumnya mengacu pada aplikasi atau program yang dibuat dalam bahasa pemrograman tertentu untuk platform tertentu. Misalnya, aplikasi Native untuk platform Android dibuat menggunakan bahasa pemrograman Java atau Kotlin,ย  aplikasi Native untuk platform iOS dibuat menggunakan bahasa pemrograman Swift atau Objective-C, sedangkan aplikasi Native untuk platform Windows Phone dibuat menggunakan bahasa pemrograman C#.

Kelebihan & Kekurangan Aplikasi Native

Salah satu keuntungan dari aplikasi native adalah memungkinkan pengembang membuat aplikasi yang sangat optimal dan berkinerja lebih baik daripada aplikasi yang dibuat dengan teknologi hibrid atau lintas platform. Kualitas dan keamanan aplikasi, serta memiliki akses penuh ke platform atau perangkat yang digunakan seperti akses kamera, map dan masih banyak lagi.

Namun, mengembangkan aplikasi native membutuhkan lebih banyak waktu dan sumber daya karena pengembang harus menulis kode yang berbeda untuk setiap platform yang ingin mereka akses. Selain itu, aplikasi native hanya dapat berjalan di platform yang cocok dengan bahasa pemrogramannya. Oleh karena itu, developer perlu membuat dua basis kode yang berbeda jika ingin memublikasikan aplikasi di platform yang berbeda.

Apa Itu Aplikasi Hybrid ?

Aplikasi hybrid adalah jenis aplikasi mobile yang dibuat menggunakan teknologi web seperti HTML, CSS, dan JavaScript, tetapi dapat berjalan di berbagai platform mobile seperti Android, iOS, dan lainnya menggunakan browser web.

Kelebihan & Kekurangan Aplikasi Hybrid

Salah satu keuntungan dari aplikasi hybrid adalah pengembangannya lebih efisien dan cepat karena pengembang hanya perlu satu kode untuk semua platform yang ingin anda gunakan. Selain itu, aplikasi hybrid juga memiliki biaya pengembangan yang lebih rendah daripada aplikasi native karena tidak memerlukan banyak sumber daya dan waktu.

Namun, aplikasi hybrid memiliki beberapa kekurangan, seperti akses terbatas ke fitur dan fungsi khusus platform yang tidak mudah diakses menggunakan teknologi berbasis web. Ini dapat membatasi kemampuan aplikasi dan membuatnya kurang efisien dibandingkan aplikasi native.

Kesimpulan

Menurut pendapat saya pribadi Flutter dapat dianggap sebagai framework hybrid karena aplikasi yang dibuat dengan Flutter dapat berjalan di berbagai platform, termasuk Android dan iOS. Namun, Flutter memiliki banyak fitur native yang memungkinkan developer membuat aplikasi yang mirip dengan aplikasi native. Misalnya, Flutter menawarkan widget khusus untuk Android dan iOS yang memungkinkan developer membuat antarmuka pengguna yang responsif dan menarik.

Namun, perlu diperhatikan bahwa Flutter tidak menggunakan WebView atau teknologi serupa untuk menjalankan aplikasi seperti yang dilakukan framework hybrid lainnya. Sebagai gantinya, Flutter menggunakan perendernya sendiri yang disebut Skia untuk menggambar antarmuka pengguna. Oleh karena itu, Flutter dianggap lebih cepat dan lebih ringan daripada beberapa framework hybrid lainnya.

Jadi setelah memahami apa itu framework flutter, aplikasi native dan aplikasi hybrid. Menurut pendapat kalian flutter termasuk aplikasi native atau aplikasi hybrid? Silahkan tinggalkan pesan dikolom komentar ๐Ÿ™‚ ๐Ÿ™‚

Budi Santoso Mobile Application Development

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *