Teknik Berbicara Di Depan Umum

3 min read

Meski kita sudah terbiasa berbicara sedari kecil, tak banyak orang yang jika berbicara di hadapan mata umum hanya menjadi dengung tawon akibat rasa kurang percaya diri, audiens yang di luar dugaan, nge-blank, tak mampu menatap khalayak dan lain sebagainya yang jelas faktor utamanya adalah grogi .

Memang betul kemampuan berbicara sangatlah penting, bahkan sedari sekolah dasar seseorang di wajibkan dengan alami untuk mampu, dan ya yang namanya grogi tak mungkin di hindarkan.

Dengung Tawon

Istilah dengung tawon digunakan untuk mengatakan bahwa bahan atau argumen pembicara hanya terdengar seperti dengung tawon sama sekali tak menarik.

Mungkin karena argumennya kurang bagus, atau pembicara amat kaku dan sering menengok kertas, ya intinya kurang menarik sehinga tidak berkesan dan akhirnya hanya lewat bak dengung tawon.

Dengung tawon mungkin lebih sering di temukan di kalangan pelajar [termasuk saya] dimana saat mereka mendapat tugas berpidato mereka hanya akan asal-asalan saja.

Padahal jika seperti itu caranya mereka malah akan terhambat dalam dunia kerja yang membutuhkan banyak kemampuan berbicara, seharusnya mereka jadikan ini sebuah ajang untuk berlatih. Namun kurang di perhatikan oleh pelajar agaknya.

Tak hanya asal-asalan, terkadang malah ada anak yang memiliki ide berlian dalam pidatonya namun ia pemalu atau berkepribadian intovert yang tak suka jadi sorotan mata.

Maka karenannya ia membaca pidato dengan terus menunduk untuk melihat naskah pidatonya. Tangganya bergetar, lidahnya rada kelu, tulang kalinya bak puding, perutnya mulas rasanya ingin menghindar.

Singkat Obat Untuk Grogi

Semacam hal diatas atau grogi tentu saja ada obatnya, obat yang tak mahal tapi yang namanya obat pastilah pahit yaitu obatnya adalah dengan sering-ssering berbicara di khalayak, dengan mengikuti organisasi di sekolah, seperti halnya organisasi rohis disana kita akan banyak membuka suara di depan khalayak untuk ceramah dan lain sebagainnya, tak jauh beda dengan osis.

Ini bukan pemaksaan, karena dengan begitu sakit grogi perlahan sembuh. Karena sekali mampu tak hanya menjadi dengung tawon, maka selanjutnya akan berusaha kembali untuk tak menjadi denggung tawon, lama-lama argumen akan melaju seiring dengan keinginan pribadi untuk tak menjadi dengung tawon dan inilah yang di katakan lebih baik dari sebelumnya.

Semua Orang Memiliki Bakat Berbicara

Pada dasarnya setiap individu sebenarnya memiliki bakat untuk berbicara siapa saja. Orang pandai bicara bukan dalam artian yang ceplas ceplos, ingat kalimat bicara ada seni-nya. Bakat tak tumbuh secara ajaib misalnya pensil sudah jelas-jelas kegunaanya untuk menulis namun jika tidak di asah dengan pengraut maka hasil dari tulisannya kurang maksimal atau jelek. Lalu setelah sadar pasti pensil itu kita raut dan di gunakan kembali untuk menulis bukan. Ini sudah menjadi kunci untuk kita.

Contohnya ada anak yang tak pandai berbicara di sekolah dasar, giliran di sekolah menengah dan mengikuti organisasi dirinya dipilih menjadi pemimpin karena argumennya yang semakin matang. Tak hanya itu banyak kok para tokoh keren yang awalnya memiliki grogi atau pemalu, Semua memang berproses tak instan, dan sudah dalam ketentuan sang Khaliq tinggal kitanya saja yang mau berusaha atau tidak.

Kiat Berbicara Di Depan Umum

Karena hal tersebut dominan yang menjadi penghambat kurangmaksimalnya berbicara di khalayak adalah rasa grogi ysng tsk di obati, mari kita ulas beberapa kiatkiat dalam berbicara di khalayak :

  1. Menguasi diri dan meyakinkan diri

Menarik nafas dan berusaha sebisa mungkin untuk tenang, mungkin jika orang islam bisa dengan berwdhu dan berdzikr agar hati menjadi tenang, juga tak payah peduli dengan apa nantinya komentar orang setelah kita berargumen, karena itu wajar saja dan justru karenannya kita harus bisa meyakinkan orang lain dengan argumen yang kita bawa yang pasti sebelum itu kita harus meyakinkan diri sendiri dengan cara tenang dan jangan sia-kan latihan mu di hadapan kaca! ingat janagan insecure.

  1. Menjadi diri sendiri

Dengan menjadi diri sendiri, kita akan merasa nyaman di menit setelah kata pengantar kita akan merasa sedang bicara biasa dengan orang terdekat dengan bahasa baku. Namun lain ceritanya jika mencoba menjadi orang lain, itu malah akan merambah dan menjadi penyebab dengung tawon susulan.

  1. Jangan terlalu sering menunduk atau melihat teks

Karena ini adalah pemicu munculnya dengung tawon yang sama sekali tidak menarik. Boleh saja jika sesekali melihat teks namun hannya sesekali dan seringlah untuk menyapu khalayak.

  1. Menyertai dengan sedikit lelucon, atau menyeling dengan basa basi.

Bisa dilakukan untuk mencegah bosannya pendengar.

  1. Yakinlah bahwa kau adalah pensil yang sudah di raut dan kan menghasilkan tulisan maksimal atas kehendak Sang Khaliq.

Budi Santoso Mobile Application Development

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *